Senin, 26 Desember 2011

latar belakang sederhana


A.  Judul Penelitian
Penerapan Pembelajaran Eksploratif  Berbantuan Media Sempoa untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 1 Lelateng.

B.  Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan kemajuan IPTEK saat ini telah mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Kemajuan IPTEK sangat dipengaruhi oleh kemajuan dibidang pendidikan. IPTEK tidak akan maju tanpa adanya pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, dengan meningkatkan kualitas pendidikan akan dapat menunjang perkembangan dan kemajuan IPTEK di era globalisasi seperti sekarang ini.
Menurut Hasbullah (2009:1), pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Khususnya di Indonesia sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang tinggi. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, sehingga untuk menjadi negara maju haruslah meningkatkan sektor pendidikan. Pendapat ini di dukung oleh Nurhadi (2005:1),  yang menyatakan bahwa kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan  oleh kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia dapat terjadi apabila penyelenggaraan sistem pendidikan telah dilakukan dengan baik.
Menurut UU RI No. 23 Tahun 2003 bab I pasal 1 menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan tersebut merupakan tujuan umum dari sistem pendidikan nasional, karena akan memberikan efek jangka panjang dan sangat luas serta dijadikan pedoman dari semua kegiatan pendidikan di negara Indonesia (Hamalik, 2004). Tujuan pendidikan nasional yang dimaksud terdapat pada UU RI No. 23 Tahun 2003 bab II pasal 3, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini dapat terlaksana melalui suatu lembaga pendidikan, yang mengemban tugas dalam melaksanakan proses pembelajaran yaitu sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan tempat berlangsungnya proses. Hasbullah (2009:46) menyatakan, pendidikan sekolah adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Hal ini mengartikan, bahwa pendidikan formal adalah pendidikan yang dikelola secara formal, hierarkis dan kronologis yang berhaluan pada falsafah dan tujuan pendidikan nasional. Di Indonesia peningkatan kualitas pendidikan formal, sedang gencar-gencarnya dilakukan.
Salah satu upaya yang telah dilakukan, yaitu menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS merupakan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah ke masing-masing sekolah untuk mengatur dan mengembangkan sekolahnya berdasarkan potensi yang ada di sekolah tersebut (Syaifuddin, dkk, 2007). Pelaksanaan MBS yang baik pastilah akan meningkatkan kualitas pendidikan, karena setiap sekolah membuat kebijakan-kebijakan berdasarkan apa yang dibutuhkan oleh sekolah tersebut.
Selain itu, beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan antara lain. Melaksanakan program wajib belajar 9 tahun, kegiatan seminar dan penataran untuk meningkatkan kualitas guru, melakukan penyempurnaan kurikulum dari kurikulum 1994 menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan sekarang disempurnakan kembali menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun upaya-upaya tersebut belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.
Hasil yang belum memuaskan ini, tercermin dari rendahnya hasil belajar peserta didik diberbagai bidang ilmu pelajaran. Salah satunya, pada mata pelajaran Matematika di tingkat sekolah dasar. Bardasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Matematika kelas III SD N 1 Lelateng, menyatakan bahwa matematika merupakan pelajaran yang kurang menarik dan menyenangkan siswa.
Hal ini dikarenakan pandangan siswa mengenai Matematika yang tidak lebih dari sekedar kegiatan berhitung dan bermain angka, sehingga pelaksanaannya terkesan monoton. Ini terbukti dari hasil belajar siswa yang masih di bawah KKM yakni 55, sedangkan KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70. Disamping itu pula, inisiatif guru untuk berinovasi dalam pelajaran matematika masih jarang ditemukan. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru juga belum dapat membelajarkan siswa secara efektif, karena guru cenderung menggunakan metode ceramah. Kecenderungan guru menggunakan metode yang kurang efektif, karena keterbatasan pengetahuan guru-guru mengenai metode-metode yang inovatif.
Kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran Matematika, juga membuat siswa menjadi kurang tertarik dan pelaksanaannya pun tidak menyenangkan. Piaget  menyatakan bahwa perkembangan kognitif anak usia SD, yaitu antara 7-12 tahun masih berada pada tahap operasional konkret (dalam Japa, dkk, 2011). Pada tahap ini, anak mengembangkan konsep dalam pembelajaran dengan menggunakan benda-benda konkret yang ada di lingkungannya. Penggunaan benda-benda konkret, agar memudahkan siswa memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak. Namun, pada kenyataannya keinginan dan kreatifitas guru, dalam merancang dan menggunakan media Matematika masih sangat rendah. Hal ini menjadikan, pelaksanaan pembelajaran Matematika masih menekankan pada kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal dengan menghafal rumus-rumus.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut perlu dilakukan suatu inovasi dalam pembelajaran agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan akhirnya dapat memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari. Salah satu cara yang dapat ditempuh agar pembelajaran Matematika menjadi lebih menarik dan konsep-konsep Matematika yang bersifat abstrak dapat dipahami siswa dengan baik adalah dengan menerapkan pembelajaran eksploratif berbantuan media sempoa.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, pembelajaran eksploratif merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk mencari dan menggali informasi yang luas dalam materi yang dipelajari. Pembelajaran dilaksanakan secara interaktif, menyenangkan, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan kemandirian sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Pembelajaran eksploratif, mengharapkan siswa untuk mampu mencari, menggali dan menemukan konsep-konsep Matematika dari materi yang dipelajari sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa. Konsep-konsep yang ditemukan tersebut tentunya akan lebih bermakna, karena siswa  mendapatkan pengalaman belajar secara langsung. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengeksplorasi lebih menekankan siswa untuk memahami materi pelajaran dan tidak hanya menghapal informasi-informasi yang begitu saja diberikan oleh guru.
Proses pembelajaran eksploratif tentu akan lebih efektif, apabila dibantu dengan menggunakan media. Salah satu media yang dapat meningkatkan keaktifan siswa adalah media sempoa. Penggunaan media sempoa ini bermanfaat untuk melatih kemampuan siswa berhitung cepat, tepat dan akurat serta melatih pembentukan logika berpikir siswa dalam mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan, konsep Matematika yang bersifat abstrak akan lebih mudah dipelajari siswa dengan memanipulasi biji manik-manik yang ada pada sempoa.
Berdasarkan permasalahan di atas, diupayakan suatu perbaikan dengan menerapkan pembelajaran eksploratif berbantuan sempoa melalui penelitian yang berjudul Penerapan Pembelajaran Eksploratif  Berbantuan Media Sempoa untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri 1 Lelateng.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut.
1.    Apakah pembelajaran eksploratif berbantuan media sempoa dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas III SD N 1 Lelateng?
2.    Bagaimana respons siswa kelas III SD N 1 Lelateng terhadap pembelajaran eksploratif berbantuan media sempoa?